Cepu, sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Mendengar kata cepu buat saya adalah kota impian saya dimana saya ingin menempuh pendidikan, pengalaman pertama kali ke kota ini sudah membuat saya kagum dan jatuh cinta, bagaimana tidak ketika saya menginjakan kaki di kota ini sepanjang jalan saya merasakan sebuah ketenangan di dalam diri saya, berbeda dengan jakarta dimana sebuah kendaraan dan penuh dengan manusia yang halulalang.
Damai, kata ini yang menggambarkan suasana kota ini, pegunungan... tidak, kota ini tidak memiliki pegunungan, kota ini di penuhi dengan kekayaan minyak bumi di dalam isi tanahnya, mereka memiliki minyak bumi yang memang tidak sebanyak di kota lainnya di indonesia, tapi semua bermulai di cepu. di cepu banyak di temui pelajar asing yang mecari ilmu perminyakan, STEM migas, hampir semua orang sukses lulusan dari perguruan ini.
sepenggal kisah yang membuat saya menangis dari dosen saya
"saya hanya seorang anak petani, setiap harinya saya hanya makan singkong, berat rasanya jika saya membebani orang tua saya, terlebih saya anak pertama di keluaga saya, saya ingin bersekolah di sekolah militer di kampung saya karena tidak memungut biaya, namun pada test kesehatan saya tidak lolos, tidak ada keterangan jelas mengapa saya tidak lolos pada tahap tersebut. memberanikan diri untuk bekerja membuat saya memutuskan pergi ke jakarta, di jakarta saya mendaftar di perusahaan pertamina tidak banyak orang yang ingin bergabung dengan instansi permerintahan pada masa itu, pertamina termasuk perusahaan negara yang baru berdiri jadi mebutuhkan banyak karyawan, pendidikan saya hanya sampai SLTA di kampung saya oleh karenan itu saya di tempatkan di kapal tongkang pertamina sebagai buruh angkut membantu para awak kapal, jika di pertamina ada golongan 0-17 saya ada diposisi 0 tersebut. keinginan yang kuat di dalam diri saya untuk bersekolah memberanikan saya berbicara kepada atasan saya "pak jika ada sekolah dari perusahaan izinkan saya mendarat dan mengikuti test tersebut" didengarkan atau tidak setidaknya saya sudah berusaha untuk bersekolah, saya jalani hidup saya di atas kapal terombang ambing di lautan timur indonesia selama 8 bulan, alhamdulillah... atasan saya memanggil saya memberi kabar akan test tersebut dan saya di beri izin untuk pergi ke jakarta untuk mengikuti test tersebut, satu persatu test saya jalani, banyak hal yang saya tidak ketahui bahkan saya mengambil jurusan teknik pengeboran yang pada basicnya saya tidak mengetahui apa apa. tiba saatnya pada test kesehatan... hasil test mengatakan bahwa saya tidak lulus test tersebut, pada test ini saya mendapat jawaban mengapa saya tidak lolos test kemiliteran, singkong yang setiap hari saya makan hanya memberikan saya karbohidrat tanpa memberikan gizi untuk tubuh saya, dokter mengatakan saya kurang gizi saat itu. pihak BUMN memberikan saya kesempatan selama 1 bulan untuk memperbaiki gizi saya, selama sebulan saya banyak menkonsumsi buah buahan, daging dan sayuran. sebulan saya dapat memperbaiki gizi namun kendala kembali timbul... saya tidak dapat posisi yang saya inginkan, saya di beri pilihan mengambil kuliah di jurusan logistic perminyakan atau saya tidak mengambil tawaran ini, lagi lagi logistic saya berfikir jurusan apa itu namanya sangat asing di telinga saya. namun karena tekad saya untuk bersekolah saya harus mengambil jurusan dan resiko apa bila saya tidak dapat mempertahankan nilai saya pada saat kuliah, saya memberanikan diri mengambil dan menanggung semua resiko. Cepu... saya masuk kuliah di STEM migas cepu, kota kecil yang hampir 4 tahun saya menempuh ilmu sampai saya mendapat gelar. lulus dari cepu saya langsung bekerja di pertamina jakarta, awal saya masuk perusahaan ini saya berada di posisi 0, namun saat saya masuk berkerja setelah mendapatkan gelar saya lagsung berada di posisi 7, lompatan yang sangat tak terduga di hidup saya, tawaran demi tawaran yang saya dapatkan membuat saya memberanikan diri mengambil pilihan untuk pindah ke pertamina cirebon, lagi lagi nasib baik terjadi kepada saya, saya berada di posisi 12 ketika saya di pindahkan ke pertamina cirebon. saya yang dulunya hanya menggunakan kreta untuk pulang kampung sekarang perusahaan memberikan saya sebuah handphone, mobil, rumah dan fasilitas lainnya untuk saya dan keluarga. semua biaya hidup saya di tanggung perusahaan. kemudian saya melanjutkan kuliah saya pada jurusan yang berbeda, mendengar kabar saya telah melanjutkan pendidikan saya perusahaan memberikan saya pilihan untuk pindah ke pertamina pangkalan bradan di sumatra utara, memberanikan hidup di sumatera utara dengan keluarga saya memang tidak mudah, namun lagi lagi nasib baik ada pada saya posisi saya berada di posisi ke 16, membuat saya sudah cukup ketika saya bisa berbicara dengan kuli kuli kapal dan dalam hitungan tahun saya dapat berbicara di meja makan dengan para direksi direksi besar di perusahaan ini, tidak terbayang di benak saya untuk masuk pada bidang ini terlabih saya berada di posisi "Direktur Logistic Pertamina", namun semua pilihan yang telah saya pilih membuat saya menjadi seorang konglomerat besar di kampung saya. " - Suyadi Taryam BCM ,SE.MM
Mendengar sebuah cerita tersebut mengingatkan saya akan mimpi saya, saya menginjakan kaki d kota cepu, saya berkeliling menggunakan becak, saya melihat banyak kilang minyak, api yang menyala, sungai bengawan solo ,sebuah sekolahan bertuliskan STEM - Migas , pabrik pengolahan minyak milik exxon mobile dan pertamina, kereta pengankut minyak dari balongan ke cepu. terbayang di benak saya untuk dapat bersekolah di AKAMIGAS STEM, namun nasib saya tidak sebaik pak Suyadi Taryam. harapan saya pupus ketika saya datang ke kota ini lagi, saya hanya dapat meihat mereka dan memikirkan betapa beruntungnya mereka yang dapat besekolah di kota ini. mungkin suatu saat nanti jika tuhan mengizinkan daya tidak hanya menempuh pendidikan di kota ini namun saya dapat bergabung dengan perusahaan perusahaan minyak di kota ini. AMIN....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar